Rabu, 24 November 2021

2.2.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI- PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


                                             FASILITATOR:SUGIYANTO,S.Pd,M.Pd

                                          PENGAJAR PRAKTEK: HOTDIANA NABABAN, M.Pd

            

                            Memiliki  kecerdasan intelektual tidak  cukup  menjadikan  seseorang  menjadi sukses, karena disaat  kita tidak memiliki  sosial- emosional  yang baik  maka kita tidak dapat  melakukan  interaksi  yang baik pula dengan orang lain.Demikian  sebaliknya  disaat  sosial emosional  baik maka  kita akan dapat  mengatur  segala macam  emosi[ sedih, gembira,  haru, tawa,, simpati, empati] yang keluar  di waktu yang tepat.  Dalam mewujudkan kesuksesan  dimaksud, membangun emosi  anak sangatlah penting  dilakukan. Untuk itu sebagai CGP  peran ini  dapat dilakukan  melalui penciptaan  well being  pada ekosistem  pendidikan  disekolah  yang dilakukan  secara kolaboratif antara peserta  didik dan guru guna  mengembangkan  pengetahuan, keterampilan dan  sikap/ nilai peserta didik. Hal ini  berarti pula  bahwa guru  sebagai pendidik  berkewajiban  dalam menciptakan  kondisi nyaman , sehat  dan bahagia bagi anak didiknya.

 

         Hal ini  sesuai  dengan filosofi  KI HADJAR DEWANTARA  yaitu murid yang memiliki  well being  maka dia bisa  memiliki prestasi  yang maksimal , memiliki  kesehatan fisik dan  mental lebih  bai, tidak mudah  stress , memiliki prilaku  sosial yang baik  dan bertanggung jawab. Untuk menciptakan  suasana  well being  seorang guru hendaknya  memahami  tentang pembelajaran sosial emosional  agar tercipta lingkungan  belajar  yang ideal  sesuai kebutuhan  semua unsur  yang ada di sekolah.Pembelajaran  sosial emosional  adalah  pembelajaran  yang dilakukan  secara kolaboratif  antara semua unsur  yang ada di sekolah, shingga pembelajaran  kolaboratif ini  akan berdampak  kepada  pengetahuan , keterampilan,  sosial dan emosional  nantinya. 


         Pembelajaran  sosial emosional  ini juga perlu  diberikan  kepada peserta  didik agar  mereka mampu  mengatasi  permasalahan sosial dan emosional  yang dialaminya  serta mampu mencari  solusinya. Pembelajaran sosial emosional  bertujuan  untuk:

1. Memberikan pemahaman ,penghayatan  dan kemampuan  untuk  mengelola emosi

2. Menetapkan  dan mencapai tujuan  positif

3. Merasakan dan menunjukkan  empati kepada orang lain 

4. Membangun  dan mempertahankan  hubungan  yang positif 

5. Membuat keputusan  yang bertanggung jawab.

 Bagaimana  Penerapnnya? 

1. Rutin[ diluar waktu sekolah]

2. Terintegrasi dalam  pembelajaran

3. Protokol[ sesuai dengan budaya atau aturan sekolah ]


   Berbagai kegiatan  berbasis  kesadaran penuh  dalam sehari- hari  memungkinkan seseorang  membangun kesadaran  penuh  untuk dapat  memberikan  perhatian  secara sadar bertujuan didasarkan  keterbukaan pikiran, rasa ingintahu,  dan kebaikan yang membantu  seseorang dalam menghadapi  situasi- situasi  menantang  dan sulit. Secara saintefik , latihan mindfulness  yangkonsisten  akan memperkuat  hubungan sel- sel  saraf[ neuron] otak yang  berhubungan dengan fokus , konsentrasi , kesadaran .


          Pada saat menghadapi  kondisi menantang , misalnya   pada saat  seorang guru  berhadapan  dengan perilaku murid  yang dinilai  tidak disiplin , mekanisme  kerja otak  akan mengarahkan  diri untuk  berhenti, menarik napas panjang  , memberikan waktu  untuk  memahami  apa yang dirasakan diri  sendiri, memunculkan empati , memahami situasi  yang terjadi , mencari tahu apa yang  dirasakan oleh murid  dan mau mendengarkan  dengan penuh perhatian . Respon  guru berkesadaran  penuh akan  dapat membangun  koneksi dan rasa  percaya murid pada guru.Ada pepatah mengatakan "  Seberapa banyak  gelar yang dimiliki seseorang  guru,kalau muridnya  tidak paham bahwa  gurunyaperduli  dengan mereka , maka mereka tidak  akan pernah dapat belajar dari gurunya." Perasaan aman  dan rasa percaya  dalam diri murid  dalam proses  pembelajaran dan  relasi dengan guru  di sekolah. Murid dapat menumbuhkan  kesadaran diri  tentang perasaan , kekuatan,  kelemahan,  nilai- nilai yang dimiliki  dengan lebih baik  yang didasarkan  pada perhatian yang bertujuan  akan membantu murid  dalam memproses  informasi secara  lebih baik  dalam pembelajaran .

         5 kompetensi  sosial emosional

1. Kesadaran diri- Pengenalan emosi 

     Saat kita  berada dalam kondisi  yang menekan , entah karena  tuntutan  yang terlalu  besar  atau terlalu banyak , tidak jarang  kita merasa  stress . Stress dalam  istilah  psikologi  menurut Laura  King , dalam bukunya "The  Science of Psychology" , adalah  respon individu  terhadap kejadian  atau keadaan yang mengancam. Suatu tehnik  yang dapat dilakukan  dengan mudah  untuk berada dalam kondisi  kesadaran penuh yakni Tehnik STOP merupakan  akronim dari: 

* Stop/ berhenti. Hentikan  apapun yang sedang dilakukan

* Take a deep  Breath/ Tarik napas dalam 

*Observe/ Amati 

*Proceed/ lanjutkan 

Kesadaran  penuh  penuh  memiliki korelasi  yang tinggi  terhadap  kesadaran  diri sebagai   kompetensi  pembelajaran sosial emosional . Terdapat 6  emosi dasar  pada diri manusia :

*Takut

* jijik 

*marah

* kaget 

*bahagia

*sedih 

2. Pengelolaan diri - mengelola  emosi  dan fokus

3. Kesadaran sosial- Keterampilan  Berempati

Keterampilan  berempati  merupakan keterampilan  yang membantu seseorang  memiliki hbungan  yang hangat dan lebih positif  dengan orang lain .Mengapa ? karena empati  mengarahkan kita  untuk mengurangi  fokus hanya kepada  diri sendiri , melainkan juga  belajar merespon orang lain  dengan cara yang lebih  informatif  dan penuh  afeksi  ke orang lain  sehingga lingkungan  yang inklusif akan terbentuk . Langkah - langkah  yang bisa  dilakukan  untuk melatih empati  dalam diri kita yaitu: 

#Menaruh perhatian  pada perasaan orang lain

#Berpikir  sebelum  bebicara atau bertindak

#Meyakini bahwa tidak ada satupun  orang di dunia ini yang sama 

#Memberi  dukungan pada  orang lain meskipun  berbeda pandangan. 

4. Keterampilan  Berhubungan Sosial - Daya  Lenting [ Resiliensi] 

Mengapa resiliansi  penting?  Resiliansi  tidak menghilangkan  kesulitan dalam hidup, tetapi  membuat kitamampu  kembali bangkit  dari kesulitan , memberikan kekuatan  untuk menyelesaikan permasalahan  dan terus  melangkah maju . 

5.Pembuatan keputusan  bertanggung jawab.


  Kaitan  antara PSE dengan  Pembelajaran  Berdiferensiasi


 1. Dengan  kemampuan  mengelola  emosi  maka  pembelajaran  berdiferensiasi  dapat dilakukan dengan baik 

2. Bila seorang  guru memahami  PSE  maka  dalam melaksanakan  strategi  penerapan  berdiferensiasi  guru dapat  mengambil  teknik  pembelajaran yang tepat.

3. Dalam proses  pembelajaran  sering terjadi  permasalahan  dalam interaksi  sosial murid  maka dengan  teknik PSE  dapat membantu  guru untuk memudahkan  solusi  dan pengambilan  keputusan  yang bertanggung jawab. 

Kaitan  PSE  dengan  Modul sebelumnya

1. PSE dengan filosofi KI HADJAR DEWANTARA kaitannya  pada 4 filosofi  KHD yaitu pendidik sebagai  penuntun  tumbuh kembang anak, pendidikan sesuai kodrat alam  dan zaman , pendidikan  budi pekerti dan pendidikan  yang berpusat atau berhamba pada anak.

2.PSE dengan  nilai dan peran  guru penggerak  kaitannya  PSE  menumbuhkan nilai  dan peran  pada guru  dan murid  dalam pengelolaan  emosi sehingga  pembelajaran  yang berpusat  pada murid  tercapai  dan berjalan seimbang .

3. PSE  dengan visi  murid merdeka  kaitannya  dengan menerapkan  teknik PSE  guru dapat  membentuk  karakter murid  yang beriman , merdeka  berekpresi , bahagia, kreatif , mandiri dan  menjadi pembelajar  sejati, sehingga  terwujud  profil  pelajar  pancasila.

4. PSE dengan  disiplin  positif  kaitannya  melalui PSE  guru dan murid  dapat mengenali  dan memahami  emosi  masing- masing  yang sedang  dirasakan , sehingga mampu  mengontrol  diri dan dapat menerapkan  disipin  positif  secara baik  sesuai kesadaran  diri[ self wareness]. 

Penerapan  PSE dalam  Pembelajaran  di kelas


# PSE  dalam  pembelajaran  di kelas  dapat dilakukan  dengan menggunakan  beberapa teknik , antara lain : identifikasi  perasaan , identifikasi  emosi , melukis  dengan jari , bermain  peran [ role play] , membuat  jurnal diri , menulis  ucapan terimakasih  dan lain -lain

# Teknik  ini dapat  dipadukan  dalam RPP  berdiferensiasi , sehingga  diharapkan  guru mampu  menerapkan  pembelajaran  yang berdiferensiasi  di kelas sesuai  dengan gaya  belajar  murid yaitu  visual , auditori  dan kinestetik, guna  mewujudkan  merdeka belajar.




        

 


                                                  


                                                             


                          

Minggu, 07 November 2021

2.1.a.9.Koneksi Antar Materi -Modul 2.1

 Oleh CGP angkatan 3

Juhaini Nasution,S.Pd

SDN 07 BILAH HULU

LabuhanBatu














1.4 .Aksi Nyata- Budaya positif

https://youtu.be/sLH2bpl3UeU 



 




                                                       OLEH CGP ANGKATAN 3

                                                       JUHAINI NASUTION,S.Pd 


                                          SDN 07 BILAH HULU LABUHANBATU


                                           FASILITATOR SUGIYANTO,S.Pd,M.Pd 


                             PENGAJAR PRAKTEK: HOTDIANA NABABAN,M.Pd


A. LATAR BELAKANG


    Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh seorang guru saja, namun harus ada sinergitas dari seluruh warga sekolah untuk tercaainya sebuah visi sekolah .Dalam hal ini sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan, yakni mewujudkan pelajar indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila.Dengan demikian guru berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter melalui penerapan budaya positif di sekolah.


B.TUJUAN DARI AKSI NYATA ,adalah


1.Menerapkan budaya positif pada seluruh warga sekolah.


2.Membuat kesepakatan tentang keyakinan kelas


3.Penggunaan posisi kontrol yang sesuaidengan meniadakan hukuman.


4.Penerapan segitiga restitusi berdasarkan keyakinan kelas


C.TOLOK UKUR KEBERHASILAN


     Guru sebagai penuntun murid dalam penerapan budaya positif,sebaiknya memiliki rambu-rambu yang jelas dalam menentukan keberhasilan dan ketercapaian dalam pelaksanaan budaya positif di sekolah. Salah satu tolok ukur keberhasilan atau ketercapaian dalam pelaksanaan budaya positif ini adalah jika budaya positif yang ingin diterapkan ini sudah bisa menjadi sebuah pembiasaan baik.


LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN


1.Melakukan perencanaan


2.Mengkomunikasikan perencanaan kepada kepala sekolah.


3. Mensosialisasikan budaya positif kepada teman sejawat.


4.Membuat kesepakatan kelas tentang budaya positif di sekolah.


5. Mengadakan evaluasi tentang ketercapaian kesepakatan kelas.


DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN


Adapun dukungan yang dibutuhkan adalah:


1.Kepala sekolah sebagai penanggung jawab semua kegiatan 


2.Rekan sejawat sebagai teman untuk berkolaborasi


3.Siswa sebagai pendukung kegiatan aksi nyata.


4.Wali murid sebagai motivator bagi putra putrinya.


5.Sarana prasarana sekolah


DESKRIPSI AKSI NYATA 


#Setelah melakukan sosialisasi kepada rekan guru,selanjutnya yang saya lakukan adalah melapor kepada kepala sekolah sebagai fasilitator agar dapat melakukan peran dan aksi nyata sebagai CGP untuk melakukan aksi nyata.


# Saya mulai melakukan aksi di kelas dengan memperkenalkan budaya positif kepada siswa .Dimulai dengan selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar, sopan santun kepada guru , menghargai teman dan mematuhi tata tertib sekolah.


# Kemudian secara bersama-sama membuat kesepakatan kelas untuk dijadikan keyakinan kelas yang harus ditaati oleh seluruh warga kelas.


# Bertukar informasi dengan rekan sejawat dalam rangka mengidentifikasi otensi siswa dan berkolaborasi dalam menumbuh kembangkan karakter siswa.


#Membuat indikator ketercapaian untuk mengetahui progres yang dilakukan serta melakukan refleksi bersama rekan sejawat dan siswa terlibat dalam aksi nyata.








Rencana perbaikan


# Lebih terbuka dengan rekan guru dalam berbagi informasi dan praktisi yang telah dilakukan dalam rangka mewujudkan visi sekolah dan budaya positif di SDN 07 BILAH HULU


# Menumbuhkan budaya positif agar menjadi pembiasaan di SDN 07 BILAH HULU




Hasil dari Aksi nyata


Respon peserta didik positif, mereka senang dan apresiatif, bersemangat melakukan perubahan dikelas, menyepakati kesepakatan kelas, dan berniat ikhlas dan disiplin untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Dokumentasi









Rabu, 03 November 2021

RPP Berdiferensiasi kelas 3 & Pembelajaran Berdiferensiasi SD






Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir  kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya , karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberikan perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil . Karena pembelajaran Berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.

Ciri-ciri atau karakteristik pembelajaran Berdiferensiasi Antara lain:
# Lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar
# Kurikulum memiliki tujuan pembelajaran  yang didefinisikan secara jelas
# Terdapat penilaian berkelanjutan
# Guru menanggapi  atau merespon  kebutuhan belajar murid
# Manajemen kelas efektif

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran  guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksplotasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide , serta guru memberikan beragam pilihan dimana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.

Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat , dan keinginan  murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya  terpenuhi karena setiap proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik. Guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi di kelas , hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan 3 aspek yaitu:
* Kesiapan belajar
* Minat belajar
* Profil belajar murid ( bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
2.Merencanakan pembelajaran Berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan ( memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3.Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan  kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat.Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/ wali, maupun dari lingkungannya.Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit untuk tentukan valid atau tidaknya.

Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Terdapat 3 strategi diferensiasi diantaranya:

1. Diferensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat dan profil  belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
2.Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan kegiatan berjenjang
b. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan disudut - sudut minat 
c. Membuat agenda individual untuk murid
d. Mengembangkan kegiatan bervariasi
3.Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita( karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
a. Memberikan tantangan dan keberagaman atau variasi
b. Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Penerapan pembelajaran Berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas dan terutama kepada murid.Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua  murid bisa kita berlakukan sama.Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya.

Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi antara lain: setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi , kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik.Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Dalam pembelajaran Berdiferensiasi tentunya kita akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif, untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi adalah:

1. Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita( membentuk Learning Community).
2. Saling mendukung dan memberikan semangat dengan sesama teman sejawat.
3. Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa  kita terapkan meskipun belum maksimal.
4.Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan.

Pembelajaran Berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sistem" Among" , guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya. Hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran Berdiferensiasi.Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal itu sejalan dengan pembelajaran Berdiferensiasi.

Selasa, 02 November 2021

2.1. 7. DEMONSTRASI KONSTEKTUAL -MODUL 2.1

https://drive.google.com/file/d/1a-a-xvhHMVShhoATCABpRNoTr2SXsuzp/view?usp=drivesdk                                                RPP BERDIFERENSIASI KELAS 4

                                             OLEH CGP ANGKATAN 3

                                              JUHAINI NASUTION,S.Pd

                                                  SDN 07 BILAH HULU

                                                     LABUHANBATU

      Pada tugas hari ini  memaparkan tentang  Demonstrasi Konstektual yang  saya lakukan  tentang  pembelajaran berdiferensiasi , yaitu membuat rancangan RPP berdasarkan pemetaan kebutuhan belajar  siswa danpenerapan strategi  Diferensiasi.Pada Demonstrasi  Konstektual  kali ini saya  mencoba membuat RPP  dengan mempertimbangkan  kesiapan , ketertarikan  dan kebutuhan  belajar murid di kelas. Langkah Awal  yang saya lakukan :

1.Menganalisis kebutuhan belajar, dengan membagikan  formulir yang berisi pertanyaan yang dapat memetakan  kebutuhan belajar siswaberdasarkan profil belajar siswa.

2.Menganalisis strategi diferensiasi, dengan menganalisis  2 strategi  diferensiasi yaitu proses  dan produk berdasarkan hasil  pemetaan kebutuhan  belajar siswa.

Saya  dapat  mendemonstrasikan apa yang  telah saya pahami dengan pembelajaran berdiferensiasi dan  mengetahui alasan  mengapa pembelajaran  berdiferensiasi  sangat diperlukan.Itu karena dengan pembelajaran berdiferensiasi  bisa membantu  setiap murid  tumbuh semaksimal mungkin  sesuai  kemampuan nya.Dengan demikian  guru akan berusaha  mengetahui perkembangan  setiap muridnya dan perkembangan kelasnya secara keseluruhan.





Pemahaman  saya  tentang pembelajaran  berdiferensiasi  dapat membantu  saya dalam memecahkan  permasalahan  pembelajaran  yang saya hadapi sehari- hari .Dengan kata lain  bahwa pembelajaran  diferensiasi  adalah menciptakan  suatu kelas yang beragam  dengan memberikan  kesempatan dalam  meraih konten, memproses suatu ide, dan meningkatkan hasil setiap murid, sehingga murid-murid  akan bisa belajar  dengan efektif.

Salam sehat & Bahagia

PGP- Angkatan 3 - Kabupaten LabuhanBatu - Juhaini Nasution,S.Pd- 3.3.a.10.Aksi Nyata

GELIS( GERAKAN LITERASI SEKOLAH)                    Oleh CGP Angkatan 3                   JUHAINI NASUTION,S.Pd                         SDN ...