FASILITATOR:SUGIYANTO,S.Pd,M.Pd
PENGAJAR PRAKTEK: HOTDIANA NABABAN, M.Pd
Memiliki kecerdasan intelektual tidak cukup menjadikan seseorang menjadi sukses, karena disaat kita tidak memiliki sosial- emosional yang baik maka kita tidak dapat melakukan interaksi yang baik pula dengan orang lain.Demikian sebaliknya disaat sosial emosional baik maka kita akan dapat mengatur segala macam emosi[ sedih, gembira, haru, tawa,, simpati, empati] yang keluar di waktu yang tepat. Dalam mewujudkan kesuksesan dimaksud, membangun emosi anak sangatlah penting dilakukan. Untuk itu sebagai CGP peran ini dapat dilakukan melalui penciptaan well being pada ekosistem pendidikan disekolah yang dilakukan secara kolaboratif antara peserta didik dan guru guna mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap/ nilai peserta didik. Hal ini berarti pula bahwa guru sebagai pendidik berkewajiban dalam menciptakan kondisi nyaman , sehat dan bahagia bagi anak didiknya.
Hal ini sesuai dengan filosofi KI HADJAR DEWANTARA yaitu murid yang memiliki well being maka dia bisa memiliki prestasi yang maksimal , memiliki kesehatan fisik dan mental lebih bai, tidak mudah stress , memiliki prilaku sosial yang baik dan bertanggung jawab. Untuk menciptakan suasana well being seorang guru hendaknya memahami tentang pembelajaran sosial emosional agar tercipta lingkungan belajar yang ideal sesuai kebutuhan semua unsur yang ada di sekolah.Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif antara semua unsur yang ada di sekolah, shingga pembelajaran kolaboratif ini akan berdampak kepada pengetahuan , keterampilan, sosial dan emosional nantinya.
Pembelajaran sosial emosional ini juga perlu diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu mengatasi permasalahan sosial dan emosional yang dialaminya serta mampu mencari solusinya. Pembelajaran sosial emosional bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman ,penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Bagaimana Penerapnnya?
1. Rutin[ diluar waktu sekolah]
2. Terintegrasi dalam pembelajaran
3. Protokol[ sesuai dengan budaya atau aturan sekolah ]
Berbagai kegiatan berbasis kesadaran penuh dalam sehari- hari memungkinkan seseorang membangun kesadaran penuh untuk dapat memberikan perhatian secara sadar bertujuan didasarkan keterbukaan pikiran, rasa ingintahu, dan kebaikan yang membantu seseorang dalam menghadapi situasi- situasi menantang dan sulit. Secara saintefik , latihan mindfulness yangkonsisten akan memperkuat hubungan sel- sel saraf[ neuron] otak yang berhubungan dengan fokus , konsentrasi , kesadaran .
Pada saat menghadapi kondisi menantang , misalnya pada saat seorang guru berhadapan dengan perilaku murid yang dinilai tidak disiplin , mekanisme kerja otak akan mengarahkan diri untuk berhenti, menarik napas panjang , memberikan waktu untuk memahami apa yang dirasakan diri sendiri, memunculkan empati , memahami situasi yang terjadi , mencari tahu apa yang dirasakan oleh murid dan mau mendengarkan dengan penuh perhatian . Respon guru berkesadaran penuh akan dapat membangun koneksi dan rasa percaya murid pada guru.Ada pepatah mengatakan " Seberapa banyak gelar yang dimiliki seseorang guru,kalau muridnya tidak paham bahwa gurunyaperduli dengan mereka , maka mereka tidak akan pernah dapat belajar dari gurunya." Perasaan aman dan rasa percaya dalam diri murid dalam proses pembelajaran dan relasi dengan guru di sekolah. Murid dapat menumbuhkan kesadaran diri tentang perasaan , kekuatan, kelemahan, nilai- nilai yang dimiliki dengan lebih baik yang didasarkan pada perhatian yang bertujuan akan membantu murid dalam memproses informasi secara lebih baik dalam pembelajaran .
5 kompetensi sosial emosional
1. Kesadaran diri- Pengenalan emosi
Saat kita berada dalam kondisi yang menekan , entah karena tuntutan yang terlalu besar atau terlalu banyak , tidak jarang kita merasa stress . Stress dalam istilah psikologi menurut Laura King , dalam bukunya "The Science of Psychology" , adalah respon individu terhadap kejadian atau keadaan yang mengancam. Suatu tehnik yang dapat dilakukan dengan mudah untuk berada dalam kondisi kesadaran penuh yakni Tehnik STOP merupakan akronim dari:
* Stop/ berhenti. Hentikan apapun yang sedang dilakukan
* Take a deep Breath/ Tarik napas dalam
*Observe/ Amati
*Proceed/ lanjutkan
Kesadaran penuh penuh memiliki korelasi yang tinggi terhadap kesadaran diri sebagai kompetensi pembelajaran sosial emosional . Terdapat 6 emosi dasar pada diri manusia :
*Takut
* jijik
*marah
* kaget
*bahagia
*sedih
2. Pengelolaan diri - mengelola emosi dan fokus
3. Kesadaran sosial- Keterampilan Berempati
Keterampilan berempati merupakan keterampilan yang membantu seseorang memiliki hbungan yang hangat dan lebih positif dengan orang lain .Mengapa ? karena empati mengarahkan kita untuk mengurangi fokus hanya kepada diri sendiri , melainkan juga belajar merespon orang lain dengan cara yang lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain sehingga lingkungan yang inklusif akan terbentuk . Langkah - langkah yang bisa dilakukan untuk melatih empati dalam diri kita yaitu:
#Menaruh perhatian pada perasaan orang lain
#Berpikir sebelum bebicara atau bertindak
#Meyakini bahwa tidak ada satupun orang di dunia ini yang sama
#Memberi dukungan pada orang lain meskipun berbeda pandangan.
4. Keterampilan Berhubungan Sosial - Daya Lenting [ Resiliensi]
Mengapa resiliansi penting? Resiliansi tidak menghilangkan kesulitan dalam hidup, tetapi membuat kitamampu kembali bangkit dari kesulitan , memberikan kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan dan terus melangkah maju .
5.Pembuatan keputusan bertanggung jawab.
Kaitan antara PSE dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Dengan kemampuan mengelola emosi maka pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan baik
2. Bila seorang guru memahami PSE maka dalam melaksanakan strategi penerapan berdiferensiasi guru dapat mengambil teknik pembelajaran yang tepat.
3. Dalam proses pembelajaran sering terjadi permasalahan dalam interaksi sosial murid maka dengan teknik PSE dapat membantu guru untuk memudahkan solusi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kaitan PSE dengan Modul sebelumnya
1. PSE dengan filosofi KI HADJAR DEWANTARA kaitannya pada 4 filosofi KHD yaitu pendidik sebagai penuntun tumbuh kembang anak, pendidikan sesuai kodrat alam dan zaman , pendidikan budi pekerti dan pendidikan yang berpusat atau berhamba pada anak.
2.PSE dengan nilai dan peran guru penggerak kaitannya PSE menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga pembelajaran yang berpusat pada murid tercapai dan berjalan seimbang .
3. PSE dengan visi murid merdeka kaitannya dengan menerapkan teknik PSE guru dapat membentuk karakter murid yang beriman , merdeka berekpresi , bahagia, kreatif , mandiri dan menjadi pembelajar sejati, sehingga terwujud profil pelajar pancasila.
4. PSE dengan disiplin positif kaitannya melalui PSE guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing- masing yang sedang dirasakan , sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menerapkan disipin positif secara baik sesuai kesadaran diri[ self wareness].
Penerapan PSE dalam Pembelajaran di kelas
# PSE dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik , antara lain : identifikasi perasaan , identifikasi emosi , melukis dengan jari , bermain peran [ role play] , membuat jurnal diri , menulis ucapan terimakasih dan lain -lain
# Teknik ini dapat dipadukan dalam RPP berdiferensiasi , sehingga diharapkan guru mampu menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi di kelas sesuai dengan gaya belajar murid yaitu visual , auditori dan kinestetik, guna mewujudkan merdeka belajar.