Senin, 04 April 2022

PGP- Angkatan 3 - Kabupaten LabuhanBatu - Juhaini Nasution,S.Pd- 3.3.a.10.Aksi Nyata

GELIS( GERAKAN LITERASI SEKOLAH)

                   Oleh CGP Angkatan 3

                  JUHAINI NASUTION,S.Pd

                        SDN 07 Bilah hulu

 https://youtu.be/37Wk2kaUdW4


A. PERISTIWA ( FACT)

Rendahnya minat baca pada peserta didik SDN 07 Bilah hulu membawa dampak pada kegiatan pembelajaran. Banyak faktor yang mendorong hal ini terjadi. Budaya membaca semakin menurun oleh kehadiran smartphone Android. Siswa lebih tertarik membaca potongan - potongan tulisan dan menonton Vidio yang ada di sosial media. Ini menunjukkan minat baca ada, namun daya baca rendah. Sehingga hal ini mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi kurang aktif dan kurang percaya diri dalam memberikan pendapat karena kurangnya wawasan yang dimiliki. Sehingga tidak berani tampil didepan untuk memberikan pendapat.


Program literasi adalah merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh siswa. Sebagian proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi, kemampuan literasi meliputi seluruh keterampilan berbahasa yaitu menyimak berbicara, membaca, dan menulis sehingga dalam program literasi membaca ini sesuai dengan salah satu karakteristik dari 7 lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid yaitu lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik.


Yang dilakukan pada Aksi Nyata berikut adalah mengapa melaksanakan Aksi Nyata?

Aksi nyata Pengelolaan program yang berdampak pada murid dimaksudkan untuk mewujudkan kepemimpinan murid, program ini dilakukan dengan harapan siswa-siswi bisa menumbuhkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil dan mengekspresikan dirinya dan bisa mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya.


Aksi nyata ini dilakukan untuk mewujudkan langkah Pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah menggunakan model BAGJA yang dilakukan guna memastikan sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga menjadi langkah konkret keterlibatan sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah. Selain itu alasan utama dibalik program ini adalah pada terwujudnya wellbeing siswa dan perkembangan siswa secara holistik, siswa yang bahagia, dan juga memiliki pribadi yang unggul, berbudaya serta memiliki karakter profil pelajar Pancasila.


Tujuan utama melaksanakan Aksi Nyata adalah sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran siswa atas pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang efektif.

2. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3.Menumbuhkan jiwa kepemimpinan siswa.

4. Menjadikan kegiatan literasi sebagai budaya positif di sekolah.

5.Melatih kemandirian siswa dalam memecahkan masalah.

6. Menumbuhkan Budi pekerti dan kepribadian yang baik kepada siswa.



Dengan terlaksananya program ini, maka program ini pada dasarnya dirancang untuk menjadi wadah berkreasi dan berinovasi bagi siswa-siswi, menumbuhkan keberanian untuk tampil dan juga mengedukasi siswa akan pentingnya budaya literasi. Siswa- siswi perlu diperkenalkan betapa pentingnya kegiatan literasi yang dilakukan sehingga sebagai generasi muda penerus bangsa akan tetap menjunjung tinggi budaya dan juga mampu melestarikan budaya membaca. Diperlukan sebuah pembiasaan yang menjadi sebuah budaya. Dengan pelaksanaan kegiatan yang rutin dan berkelanjutan dari program ini maka dampak pada murid dalam hal meningkatkan minat dan bakat serta jiwa kepemimpinan dan juga kepedulian akan literasi juga akan membuahkan hasil.

Hasil aksi nyata di SDN 07 Bilah hulu ini menunjukkan bahwa ada perkembangan dari waktu ke waktu mulai dari hanya 15 menit sebelum memulai proses belajar mengajar yang diawasi oleh wali kelas sehingga menjadi budaya bagi murid- murid ketika jam literasi sudah dimulai maka dengan sendirinya melakukan aktivitas tersebut.Satu hal yang membuat saya bangga sebagai guru, peserta didik saya mampu meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan, mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan. Salah satu aksi nyatanya yaitu memiliki jiwa kepemimpinan karena dengan keberanian yang penuh mampu menciptakan seorang pemimpin yang mampu berdiri di depan dengan menceritakan isi dari apa yang mereka baca.


Sosialisasi dengan kepala sekolah

Sosialisasi dengan orang tua murid.




B. PERASAAN

Perasaan saat merencanakan aksi program yang berdampak pada murid ini adalah merasa tertantang karena program yang berdampak pada murid itu harus menekankan pada aspek dampak langsung pada diri siswa. Misalnya kepedulian, kepemimpinan, kemampuan literasi, kedisiplinan dan aspek lainnya yang bisa menjadi bekal siswa untuk kehidupan baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.

Perasaan saat program ini terlaksana adalah perasaan bahagia dan optimis dengan pencapaian program yang sudah berjalan.Berjalannya program ini tidak terlepas dari kolaborasi semua pemangku kepentingan, terutama siswa yang sangat antusias terlibat dalam program literasi, wali kelas mengkoordinir kegiatan.Saya pun bertambah antusias dan bersemangat dengan respon yang sangat baik dari murid dan juga seluruh pemangku kepentingan di sekolah.Dengan respon yang baik dari warga sekolah terutama murid, membuat saya ingin terus terlibat dalam pengelolaan program ini agar lebih baik lagi kedepannya dan dengan harapan bisa terus berkelanjutan.

C. PEMBELAJARAN ( FINDING)

Pembelajaran yang didapatkan dari aksi nyata adalah terwujudnya karakter siswa yang memiliki pengetahuan dari sumber- sumber informasi yang diperoleh dan menjadi siswa yang berani tampil dan mengekspresikan bakat maupun potensinya pada akhirnya, besar harapan bahwa program ini akan bisa mewujudkan siswa yang berani, berbakat, dan berbudaya dan juga mewujudkan profil pelajar Pancasila.Dari aksi nyata ini saya mendapatkan banyak pelajaran penting, yaitu bagaimana menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan pemetaan aset, model BAGJA.Selain itu saya menyadari pentingnya kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk mensukseskan program ini. Saya juga belajar bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di kelas, namun harus peduli dan ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak pada murid. Karena sejatinya orientasi pendidikan adalah untuk murid murid dan murid. Sehingga program yang berdampak pada murid haruslah mengikuti prinsip dari murid, oleh murid dan untuk murid.

D. PENERAPAN KEDEPAN( FUTURE)

Rencana perbaikan kedepan yaitu mengaktifkan kembali intrakurikuler untuk memberikan bimbingan dan menjadi wadah pengembangan minat dan bakat anak. Selain itu kedepannya perlu pemberian apresiasi berupa reward kepada siswa yang memiliki prestasi di bidang akademik sebagai bentuk dukungan untuk menambah semangat anak menampilkan kreativitas dalam melakukan literasi. Selain itu perlu meningkatkan kolaborasi guru, siswa dalam hal kegiatan literasi. Siswa yang akan melakukan kegiatan literasi butuh pendampingan dan pembimbingan siswa dan guru kelas pada saat melakukan kegiatan literasi, agar program dapat berjalan sesuai yang kita inginkan bersama.

REFLEKSI DAN EVALUASI

Program ini dapat berjalan dengan baik apabila:
1. Disosialisasikan dengan seluruh warga sekolah terutama kepala sekolah, guru, siswa.
2. Siswa diminta membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
3. Berkolaborasi dengan orang tua dalam memantau perkembangan literasi anak.
4. Siswa dan masyarakat dapat menyumbangkan buku keperpustakaan sekolah.
Agar program literasi ini berjalan dengan baik, maka perlu evaluasi secara berkala setiap bulan nya  Evaluasi juga secara rutin dilakukan dengan meminta feedback siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah, dewan guru untuk memastikan program atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.






Murid berani tampil kedepan menceritakan makna dari buku yang mereka baca.

 Murid menempekan posts it tentang makna yang mereka baca.

Pemberian sumbangan buku dari orang tua murid , yang diwakilkan oleh murid.

Siswa membaca buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai.



Senin, 21 Maret 2022

3.2 a.10. Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

         KELISIK ( Kelas Literasi Asik)

https://youtu.be/_Rt8u6Rt7Zo

LATAR BELAKANG

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal , memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkan nya dibangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik , baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan Budi mulia . Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca, yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif.

Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup . Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Namun saat ini kegiatan di SDN 07 Bilah hulu  belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah khususnya peserta didik. 

TUJUAN

1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

2.Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis peserta didik di sekolah.

3. Menumbuhkembangkan Budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah. 

TOLOK UKUR

1. Tersedianya sudut baca / pojok literasi yang nyaman bagi peserta didik.

2. Peserta didik rutin membaca buku setiap hari.

3 . Peserta didik dapat membaca , menyimak dan memahami isi buku yang mereka baca





LINIMASA TINDAKAN ( BAGJA)

B- ( Buat Pertanyaan)

Bagaimana cara memanfaatkan aset sekolah yang ada untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis peserta didik?

* Mengkondisikan lingkungan fisik ramah lingkungan

*Mengupayakan lingkungan sosial dan efektif.

*Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademis yang literasi.

Tips meningkatkan literasi:

1.Menumbuhkan kesadaran pentingnya membaca.

2.Membaca 10 menit sebelum KBM.

3.Optimalkan peran perpustakaan.

4.Membuat karya tulis.

5.Membentuk komunitas baca



A- Ambil Pelajaran

# Melakukan pemetaan terhadap aset yang dimiliki sekolah.

# Kepala sekolah mendukung program literasi, memberikan arahan dan bimbingan.

G- Gali Mimpi

* Tersedianya pojok literasi/ sudut baca masing-masing kelas  dan menarik minat pembaca.

* Peserta didik memanfaatkan pojok literasi / sudut baca sebagai taman belajar yang menyenangkan.

* Peserta didik memiliki kemampuan membaca dan menulis yang lebih baik.

J- Jabarkan Rencana

# Melakukan koordinasi dengan kepala perpustakaan untuk menginventarisasi bahan bacaan yang ada .

# Berkoordinasi dengan wajah sarpras dan wali kelas untuk membuat pojok literasi/ baca  di masing- masing kelas 

# Peserta didik memanfaatkan pojok literasi/ sudut baca dengan baik.

# Membuat buku jurnal  baca peserta didik

# Mengadakan pekan lomba literasi. 

A- Atur Eksekusi

* Kepala sekolah sebagai penanggung jawab memberikan dukungan.

* Kepala perpustakaan sebagai ketua Tim GLS bertanggung jawab mendata bahan bacaan yang ada.

* Wakasarpras dan wali kelas berkolaborasi membuat pojok literasi/ sudut baca yang menarik .

* Guru dan TU berkolaborasi dalam membantu menyukseskan program dan mendampingi kegiatan literasi.

* Komite sekolah dan orang tua memberikan dukungan termasuk sumbangan buku bacaan.

* Peserta didik memanfaatkan sudut baca

DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Biotik: 

Kepala sekolah, kepala perpustakaan,  wali kelas, guru, TU, Peserta didik, komite, orang tua peserta didik.

Abiotik:

Perpustakaan, pojok literasi/ sudut baca, buku bacaan, anggaran.



Rabu, 16 Maret 2022

3.1.a.10.Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


 PERISTIWA

     Pengambilan keputusan menjadi salah satu bagian tak terpisahkan  dari SDN 07 Bilah hulu. Dan kenyataannya  masih ada guru yang belum memahami perbedaan bujukan moral dan dilema etika.Selain itu masih banyak juga yang belum memahami tentang langkah- langkah tepat pengambilan keputusan.Dan tidak jarang keputusan yang diambil belum tepat. Oleh karena itu , memerlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman warga sekolah terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dari kondisi tersebut , saya pun berusaha menyusun langkah- langkah  strategis . Langkah- langkah tersebut tertuang dalam rancangan tindakan aksi nyata.

Pertama, koordinasi dengan kepala sekolah . Saya melakukan untuk mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan nya. Hasil dari aksi nyata tersebut adalah adanya dukungan dari kepala sekolah untuk melaksanakan rangkaian aksi nyata Pengambilan Keputusan.







Kedua, mensosialisasikan dan menyusun rencana aksi nyata

Ketiga, melakukan  analisis kasus terkini disekolah .Langkah ini untuk menguatkan pemahaman tentang pengambilan keputusan . Hasil dari aksi ini adalah tersusunnya analisis kasus yang terjadi di sekolah.
Keempat, melakukan pertemuan evaluasi .Saya melakukan ini pada akhir kegiatan.Kegiatannya  berupa pertemuan dengan menggunakan lembar evaluasi. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana penerapan pengambilan keputusan oleh sejawat. Termasuk didalamnya kendala yang dihadapi.Hasil kegiatan ini adalah terpetakan nya keberhasilan dari kendala yang ada.

PERASAAN

Setelah melakukan aksi nyata ini, saya merasa lebih lega dan bahagia  sekaligus tertantang menjaga dan meningkatkan pemahaman diri dan rekan sejawat terkait pengambilan keputusan.

PEMBELAJARAN

Banyak Pembelajaran baru dalam perubahan yang telah dilakukan . Pembelajaran tersebut terkait dengan diri sendiri maupun orang lain. Salah satu pembelajaran bagi diri sendiri yaitu awal baik sebuah  perubahan adalah kolaborasi. Dari kolaborasi ada pembelajaran tentang menyamakan persepsi dan menyusun langkah perubahan . Pembelajaran lainnya , yaitu terkait kendala dari rencana yang disusun . Kendala ada membuat rencana alternatif dalam implementasi aksi nyata.

PERUBAHAN

Perubahan nyata dalam diri adanya tekat menguatkan kolaborasi sebagai bentuk dukungan dari dan terhadap rekan sejawat. Hal ini penting kaitannya dengan implementasi aksi perubahan kedepannya. Selain itu, rasa optimis yang meningkat terutama terkait kompetensi diri dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan  berpengaruh  nyata terhadap keputusan yang diambil kedepannya terkait peran sebagai pemimpin pembelajaran. Perubahan lainnya, yaitu semakin meningkatnya komitmen diri untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik lagi.




Jumat, 18 Februari 2022

3.1.a.9.Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


1.Bagaimana  pandangan  Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang diambil?

Didalam melaksanakan  pembelajaran  seorang pemimpin ( guru)  harus menerapkan  sistem among ( menuntun)  agar mampu mendorong tumbuh kembangnya  potensi siswa . Selain itu seorang pemimpin ( guru)  harus selalu  berpedoman pada Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing ngarso sung tulodo , Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.Kaitannya dengan  pengambilan keputusan, seorang  pemimpin ( guru)  harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, Arif,  bijaksana dan  berpihak pada siswanya. Seorang pemimpin ( guru) harus mampu  menjadi teladan  bagi orang- orang yang dipimpinnya ( siswa) dan harus mampu  memberikan motivasi  untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki nya.  

Didalam mengambil sebuah keputusan seorang pemimpin ( guru)  harus selalu menyelaraskan  dengan visi dan misi  yang telah disusun  dan disepakati bersama, agar apa yang diputuskan  jelas dan terarah . Utamanya dalam  mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid  sehingga terwujud merdeka belajar.Pratap Triloka ini  memberikan pengaruh besar kepada kita sebagai pendidik mampu memposisikan diri baik didepan, ditengah atau dibelakang untuk kemajuan peserta didik dan  menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. 

2.Bagaimana  nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip- prinsip  yang kita ambil  dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai- nilai  positif yang sudah tertanam dalam dirinya.Nilai - nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai- nilai tersebut  merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika  kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk  mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada di situasi dilema etika atau  benar melawan salah ( bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.Nilai dalam diri guru ini akan mempengaruhi sikap dalam menentukan  prinsip- prinsip  pengambilan keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan  kepentingan terbaik bagi murid.

3.Bagaimana  kegiatan Terbimbing-yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan " coahing"( bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam  pengujian pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan- pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.Hal- hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi " coaching" yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru  untuk membantu murid untuk memaksimalkan potensi nya, termasuk dalam hal pengambilan keputusan.Coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid.Pertanyaan - pertanyaan reflektif yang diberikan  coach dapat membuat murid melakukan metakognisi untuk mengambil keputusan dengan memilih sendiri solusi dari permasalahan yang dihadapi nya tanpa paksaan dan campur tangan orang lain. 

4.Bagaimana pembahasan studi kasus  yang fokus pada masalah moral atau etika  kembali kepada nilai- nilai yang dianut  seorang pendidik.

Ketika saya menghadapi suatu kasus dilema etika atau bujukan moral yang menuntut saya mengambil keputusan yang tepat  tentunya saya akan  mengikuti 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.Dimana dasar dari keseluruhan nya adalah nilai- nilai  yang saya miliki. Dan pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah  moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau  self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Dan apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral  maka dengan tegas  sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai- nilai kebenaran.

5.Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,aman nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,aman dan nyaman . Kondisi tersebut adalah  kondisi yang kita inginkan .Maka untuk melakukan perubahan , diperlukan suatu pendekatan  yang sistematis.Dan sebuah pengambilan keputusan yang baik dan tepat tentunya harus dilakukan secara bertahap dan menganalisis terlebih dahulu  berbagai aspek yang pertama harus dipertimbangkan  adalah 4 paradigma.Kita harus melihat misi pengambilan keputusan yang paling tepat.Selanjutnya dengan  9 langkah Pengambilan Keputusan.

6.Apakah  kesulitan dilingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus- kasus  dilema etika ini? Apakah ini kembali kemasalah perubahan paradigma dilingkungan Anda? 

 Sebagai makhluk sosial dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan tidak akan luput dari dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan situasional, yaitu antara  benar- benar memegang aturan demi suatu keadilan Namun terkadang kita susah membedakan  mana yang merupakan dilema etika dan bujukan moral. Dan kesulitan yang dialami di lingkungan saya dalam mengambil sebuah keputusan yaitu, pemahaman yang tidak tepat tentang informasi yang berkaitan dengan kasus yang ditangani, sering timbulnya perbedaan pandangan diantara pihak- pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapai nya kesepakatan.  Kesulitan diatas selalu kembali ke masalah paradigma di lingkungan. Dan juga kesulitan - kesulitan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus - kasus dilema etika di lingkungan sekolah saya antara lain dipengaruhi oleh perbedaan budaya, nilai- nilai dan prinsip hidup yang mendasari setiap individu.Namun dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang mengakomodasi seluruh kepentingan  para pemangku kepentingan.Sehingga diperlukan kejelasan visi dan misi, budaya, dan nilai- nilai yang dianggap penting di sekolah, agar bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

7.Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid- murid kita?

Pada konteks merdeka belajar, proses pembelajaran yang dilakukan adalah yang berpihak pada murid.Karena itu , pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran hendaknya dapat " menuntun" dan memberikan  ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan ulmu- ilmu baru yang didapat nya.Dengan demikian murid- murid dapat  belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihan nya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain.

8.Bagaimana seorang pemimpin Pembelajaran dalam  mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid- murid nya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan  murid- muridnya akan belajar menjadi orang- orang yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri .Dimasa depan mereka  akan tumbuh menjadi pribadi - pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan- keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaan nya.

9. Apakah  kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul- modul sebelumnya.

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan modul- modul yang telah dipelajari sebelumnya adalah bahwa seluruh  modul yang saya pelajari merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, sebagaimana dijelaskan  oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/ potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

Dalam pelaksanaan proses pendidikan, pendidik dalam hal ini harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar murid nya serta mampu  mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin Pembelajaran.Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan  coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan yang efektif dan komunikasi yang baik akan mengarahkan kita keberbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Sehingga dengan keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam  mencari solusi atas masalah nya sendiri.Tidak sebatas pada murid, keterampilan  coaching  dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas praktisi terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran.

Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh, sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.Diharapkan keputusan yang diambil setelah melalui proses dan  prinsip pengambilan dan pengujian keputusan dapat menguntungkan banyak pihak.


Senin, 14 Februari 2022

3.1.a.7 Demonstrasi Konstektual Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

https://drive.google.com/file/d/19EWRssl1ciKxSOPoXayQGDXY2ACm_HDv/view?usp=drivesdk


 Bagaimana nanti Anda  nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan  di Program Guru Penggerak ini di sekolah/ lingkungan asal Anda?

Cara pertama: Saya akan menerapkan di lingkungan sekolah saya terlebih dahulu dengan cara memulai dari diri sendiri menerapkan  ilmu- ilmu yang saya dapatkan  dalam pendidikan guru penggerak, termasuk bagaimana cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Cara kedua: Saya akan mentransferkan apa yang saya dapatkan di pendidikan guru penggerak ini di komunitas saya di SDN 07 Bilah hulu, dan juga menerapkan nya di kelas saya ketika dalam proses pembelajaran.Serta berkolaborasi dengan teman sejawat tentang semua ilmu yang didapatkan dari pendidikan guru penggerak ini.

Apa langkah- langkah awal yang akan  Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan Pemimpin Pembelajaran?

1.Mengidentifikasi kasus tersebut terlebih dahulu.

2.Paradigma apa yang tepat dari 4 paradigma:

   a.Individu lawan masyarakat.

    b.Keadilan lawan kasihan.

     c.Kebenaran lawan kesetiaan.

     d.Jangka pendek lawan jangka panjang.

3.Prinsip  berpikir berdasarkan  3 prinsip berpikir:

     a.Berpikir berbasis hasil akhir.

     b.Berpikir berbasis peraturan.

     c.Berpikir berbasis rasa peduli

4.Mengumpulkan fakta- fakta  terkait kasus  yang saya hadapi.

5.Menentukan  nilai- nilai yang bertentangan  serta siapa saja yang terlibat dalam masalah tersebut.

6.9 langkah pengujian pengambilan keputusan:

   a.Uji legal.

   b.Uji regulasi.

   c.Uji intuisi.

   d.Uji  benar lawan benar.

   e.Uji depan halaman koran.

   f.Uji panutan.

   i.Investigasi opsi Trilemma.

   j.Pengambilan keputusan.

  k.Refleksi.

Dalam menerapkan nya juga selain sebagai individu, saya juga berdiskusi dengan  kepala sekolah ,rekan sejawat, dan juga mensosialisasikan dengan komunitas praktisi  yang ada.

Mulai kapan Anda  akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, Minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda , sehingga tidak lupa.

Saya akan memulainya hari ini juga karena masalah- masalah  yang menimbulkan dilema etika pengambilan keputusan bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan tidak terduga.

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah- langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

1.Kepala sekolah sebagai pemangku kepentingan.

2.Pengawas sekolah

3.Rekan sejawat

4.Teman - teman CGP

5.Orang tua siswa



Karena mereka lah yang mampu merefleksikan apakah keputusan yang saya ambil sudah tepat dan efektif.

Dan dengan adanya komunikasi yang baik, maka kami dapat berkolaborasi dan bertukar pikiran.

  

Kamis, 10 Februari 2022

3.1.a.6 REFLEKSI TERBIMBING- PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 


 Menurut saya , maksud dari kutipan " Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berprilaku etis" adalah Pendidikan  Secara umum  bertujuan membantu manusia menemukan akan hakikat kemanusiaannya.Maksudnya  , pendidikan harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya.Pendidikan  berfungsi melakukan  proses penyadaran  terhadap manusia  untuk mampu mengenal , mengerti dan memahami  realitas kehidupan yang ada disekelilingnya hingga dapat berprilaku  sesuai realitas kehidupan.Dengan adanya pendidikan diharapkan manusia mampu menyadari potensi yang ia miliki.Potensi - potensi yang diperoleh dari pendidikan  mengantarkan manusia untuk berpikir dalam pengambilan tindakan sesuai keadaan. 

 

      Dari tujuh buah soal, saya memutuskan untuk memilih 4  soal berikut ini pada sesi refleksi. 

Soal 1: 

Bagaimana / sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep- konsep yang telah Anda pelajari dimodul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.Adakah  hal- hal yang menurut Anda diluar dugaan?

Jawaban: 

Pemahaman saya  tentang Dilema etika adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan.Sedangkan bujukan moral  adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Ketika  kita menghadapi  situasi dilema etika , akan ada nilai - nilai kebajikan yang mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang , kebenaran keadilan, dan kebebasan, persatuan, toleransi tanggung jawab dan penghargaan akan hidup yang disebut sebagai paradigma dalam pengambilan keputusan.Secara umum  paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika ada 4, seperti dibawah ini:

1. Individu lawan masyarakat ( individual vs vommunity)

2.Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( justice vs mercy)

3.Kebenaran lawan kesetiaan ( truth vs loyalty.)

4.Jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term)

Prinsip pengambilan keputusan ada 3 yaitu:

#. Berpikir berbasis Hasil  Akhir ( Ends - Based Thinking) ditentukan dengan konsekuensi  atau hasil dari suatu tindakan.

#.Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule- Based Thinking) menentukan keputusan berdasarkan peraturan yang telah dibuat.

# . Berpikir berbasis rasa peduli ( Care- Based Thinking) prinsipnya " lakukan kepada orang lain seperti yang anda".

 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan

1.Mengenali bahw  ada nilai- nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.Pengujisn benar atau salah, yang meliputi uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji panutan/ idola.

5.Pengujian paradigma  benar lawan benar.

6.Melakukan prinsip resolusi.

7.Investigasi opsi Trilemma.

8.Buat keputusan.

9.Lihat  lagi keputusan dan refleksikan.

    Hal- hal yang menurut saya diluar dugaan adalah keputusan tersebut diambil dari sudut pandang siapa akan berbeda dalam setiap kasusnya.

Soal 2:

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah , apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari  dimodul ini? 

Jawaban:

Sebelum mempelajari modul ini seringkali saya sebagai guru mengalami dilema terhadap berbagai situasi Sulit di sekolah.Saya  sudah mengambil keputusan yang kiranya efektif dan baik bagi saya selaku orang yang mengalami dilema dan baik bagi orang lain yang terkait dengan situasi yang saya alami.Namun  dengan mempelajari modul ini saya menjadi tahu bahwa terdapat 9 langkah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang harus saya pikirkan matang-matang dan temukan jawabannya dari situasi saya. 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan:

1.Mengenali bahwa ada nilai- nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.Kumpulkan fakta- fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.Pengujian benar atau salah, yang meliputi uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji panutan/ idola.

5.Pengujian paradigma benar lawan benar.

6.Melakukan prinsip resolusi.

7.Investigasi opsi Trilemma.

8.Buat keputusan.

9.Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Soal 3:

Bagaimana dampak  mempelajari materi ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda  dalam  mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Jawaban:

Sebelumnya saya kurang memperhitungkan paradigma apa yang terjadi dalam  dilema saya, setelah saya belajar  modul ini dampak nya saya menyadari apa pentingnya mengidentifikasi paradigma ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul- betul mempertentangkan antara dua nilai- nilai inti kebajikan yang sama- sama  penting bagi saya.Perubahan yang terjadi pada cara saya mengambil keputusan adalah mengenali terlebih dahulu apa masalah nya? Masalah siapa ini? Paradigma apa yang terjadi dalam situasi ini? Sebelum mengambil keputusan saya berpikir menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Soal 4:

Seberapa penting guru, merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan bagian dari stakeholder di sekolah.Akan banyak situasi di sekolah yang akan terselesaikan dengan efektif setelah mengetahui dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.Keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif.Keputusan - keputusan ini secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga tempat saya menjalankan tugas keprofesian saya.

Salam Guru Penggerak







Rabu, 24 November 2021

2.2.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI- PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


                                             FASILITATOR:SUGIYANTO,S.Pd,M.Pd

                                          PENGAJAR PRAKTEK: HOTDIANA NABABAN, M.Pd

            

                            Memiliki  kecerdasan intelektual tidak  cukup  menjadikan  seseorang  menjadi sukses, karena disaat  kita tidak memiliki  sosial- emosional  yang baik  maka kita tidak dapat  melakukan  interaksi  yang baik pula dengan orang lain.Demikian  sebaliknya  disaat  sosial emosional  baik maka  kita akan dapat  mengatur  segala macam  emosi[ sedih, gembira,  haru, tawa,, simpati, empati] yang keluar  di waktu yang tepat.  Dalam mewujudkan kesuksesan  dimaksud, membangun emosi  anak sangatlah penting  dilakukan. Untuk itu sebagai CGP  peran ini  dapat dilakukan  melalui penciptaan  well being  pada ekosistem  pendidikan  disekolah  yang dilakukan  secara kolaboratif antara peserta  didik dan guru guna  mengembangkan  pengetahuan, keterampilan dan  sikap/ nilai peserta didik. Hal ini  berarti pula  bahwa guru  sebagai pendidik  berkewajiban  dalam menciptakan  kondisi nyaman , sehat  dan bahagia bagi anak didiknya.

 

         Hal ini  sesuai  dengan filosofi  KI HADJAR DEWANTARA  yaitu murid yang memiliki  well being  maka dia bisa  memiliki prestasi  yang maksimal , memiliki  kesehatan fisik dan  mental lebih  bai, tidak mudah  stress , memiliki prilaku  sosial yang baik  dan bertanggung jawab. Untuk menciptakan  suasana  well being  seorang guru hendaknya  memahami  tentang pembelajaran sosial emosional  agar tercipta lingkungan  belajar  yang ideal  sesuai kebutuhan  semua unsur  yang ada di sekolah.Pembelajaran  sosial emosional  adalah  pembelajaran  yang dilakukan  secara kolaboratif  antara semua unsur  yang ada di sekolah, shingga pembelajaran  kolaboratif ini  akan berdampak  kepada  pengetahuan , keterampilan,  sosial dan emosional  nantinya. 


         Pembelajaran  sosial emosional  ini juga perlu  diberikan  kepada peserta  didik agar  mereka mampu  mengatasi  permasalahan sosial dan emosional  yang dialaminya  serta mampu mencari  solusinya. Pembelajaran sosial emosional  bertujuan  untuk:

1. Memberikan pemahaman ,penghayatan  dan kemampuan  untuk  mengelola emosi

2. Menetapkan  dan mencapai tujuan  positif

3. Merasakan dan menunjukkan  empati kepada orang lain 

4. Membangun  dan mempertahankan  hubungan  yang positif 

5. Membuat keputusan  yang bertanggung jawab.

 Bagaimana  Penerapnnya? 

1. Rutin[ diluar waktu sekolah]

2. Terintegrasi dalam  pembelajaran

3. Protokol[ sesuai dengan budaya atau aturan sekolah ]


   Berbagai kegiatan  berbasis  kesadaran penuh  dalam sehari- hari  memungkinkan seseorang  membangun kesadaran  penuh  untuk dapat  memberikan  perhatian  secara sadar bertujuan didasarkan  keterbukaan pikiran, rasa ingintahu,  dan kebaikan yang membantu  seseorang dalam menghadapi  situasi- situasi  menantang  dan sulit. Secara saintefik , latihan mindfulness  yangkonsisten  akan memperkuat  hubungan sel- sel  saraf[ neuron] otak yang  berhubungan dengan fokus , konsentrasi , kesadaran .


          Pada saat menghadapi  kondisi menantang , misalnya   pada saat  seorang guru  berhadapan  dengan perilaku murid  yang dinilai  tidak disiplin , mekanisme  kerja otak  akan mengarahkan  diri untuk  berhenti, menarik napas panjang  , memberikan waktu  untuk  memahami  apa yang dirasakan diri  sendiri, memunculkan empati , memahami situasi  yang terjadi , mencari tahu apa yang  dirasakan oleh murid  dan mau mendengarkan  dengan penuh perhatian . Respon  guru berkesadaran  penuh akan  dapat membangun  koneksi dan rasa  percaya murid pada guru.Ada pepatah mengatakan "  Seberapa banyak  gelar yang dimiliki seseorang  guru,kalau muridnya  tidak paham bahwa  gurunyaperduli  dengan mereka , maka mereka tidak  akan pernah dapat belajar dari gurunya." Perasaan aman  dan rasa percaya  dalam diri murid  dalam proses  pembelajaran dan  relasi dengan guru  di sekolah. Murid dapat menumbuhkan  kesadaran diri  tentang perasaan , kekuatan,  kelemahan,  nilai- nilai yang dimiliki  dengan lebih baik  yang didasarkan  pada perhatian yang bertujuan  akan membantu murid  dalam memproses  informasi secara  lebih baik  dalam pembelajaran .

         5 kompetensi  sosial emosional

1. Kesadaran diri- Pengenalan emosi 

     Saat kita  berada dalam kondisi  yang menekan , entah karena  tuntutan  yang terlalu  besar  atau terlalu banyak , tidak jarang  kita merasa  stress . Stress dalam  istilah  psikologi  menurut Laura  King , dalam bukunya "The  Science of Psychology" , adalah  respon individu  terhadap kejadian  atau keadaan yang mengancam. Suatu tehnik  yang dapat dilakukan  dengan mudah  untuk berada dalam kondisi  kesadaran penuh yakni Tehnik STOP merupakan  akronim dari: 

* Stop/ berhenti. Hentikan  apapun yang sedang dilakukan

* Take a deep  Breath/ Tarik napas dalam 

*Observe/ Amati 

*Proceed/ lanjutkan 

Kesadaran  penuh  penuh  memiliki korelasi  yang tinggi  terhadap  kesadaran  diri sebagai   kompetensi  pembelajaran sosial emosional . Terdapat 6  emosi dasar  pada diri manusia :

*Takut

* jijik 

*marah

* kaget 

*bahagia

*sedih 

2. Pengelolaan diri - mengelola  emosi  dan fokus

3. Kesadaran sosial- Keterampilan  Berempati

Keterampilan  berempati  merupakan keterampilan  yang membantu seseorang  memiliki hbungan  yang hangat dan lebih positif  dengan orang lain .Mengapa ? karena empati  mengarahkan kita  untuk mengurangi  fokus hanya kepada  diri sendiri , melainkan juga  belajar merespon orang lain  dengan cara yang lebih  informatif  dan penuh  afeksi  ke orang lain  sehingga lingkungan  yang inklusif akan terbentuk . Langkah - langkah  yang bisa  dilakukan  untuk melatih empati  dalam diri kita yaitu: 

#Menaruh perhatian  pada perasaan orang lain

#Berpikir  sebelum  bebicara atau bertindak

#Meyakini bahwa tidak ada satupun  orang di dunia ini yang sama 

#Memberi  dukungan pada  orang lain meskipun  berbeda pandangan. 

4. Keterampilan  Berhubungan Sosial - Daya  Lenting [ Resiliensi] 

Mengapa resiliansi  penting?  Resiliansi  tidak menghilangkan  kesulitan dalam hidup, tetapi  membuat kitamampu  kembali bangkit  dari kesulitan , memberikan kekuatan  untuk menyelesaikan permasalahan  dan terus  melangkah maju . 

5.Pembuatan keputusan  bertanggung jawab.


  Kaitan  antara PSE dengan  Pembelajaran  Berdiferensiasi


 1. Dengan  kemampuan  mengelola  emosi  maka  pembelajaran  berdiferensiasi  dapat dilakukan dengan baik 

2. Bila seorang  guru memahami  PSE  maka  dalam melaksanakan  strategi  penerapan  berdiferensiasi  guru dapat  mengambil  teknik  pembelajaran yang tepat.

3. Dalam proses  pembelajaran  sering terjadi  permasalahan  dalam interaksi  sosial murid  maka dengan  teknik PSE  dapat membantu  guru untuk memudahkan  solusi  dan pengambilan  keputusan  yang bertanggung jawab. 

Kaitan  PSE  dengan  Modul sebelumnya

1. PSE dengan filosofi KI HADJAR DEWANTARA kaitannya  pada 4 filosofi  KHD yaitu pendidik sebagai  penuntun  tumbuh kembang anak, pendidikan sesuai kodrat alam  dan zaman , pendidikan  budi pekerti dan pendidikan  yang berpusat atau berhamba pada anak.

2.PSE dengan  nilai dan peran  guru penggerak  kaitannya  PSE  menumbuhkan nilai  dan peran  pada guru  dan murid  dalam pengelolaan  emosi sehingga  pembelajaran  yang berpusat  pada murid  tercapai  dan berjalan seimbang .

3. PSE  dengan visi  murid merdeka  kaitannya  dengan menerapkan  teknik PSE  guru dapat  membentuk  karakter murid  yang beriman , merdeka  berekpresi , bahagia, kreatif , mandiri dan  menjadi pembelajar  sejati, sehingga  terwujud  profil  pelajar  pancasila.

4. PSE dengan  disiplin  positif  kaitannya  melalui PSE  guru dan murid  dapat mengenali  dan memahami  emosi  masing- masing  yang sedang  dirasakan , sehingga mampu  mengontrol  diri dan dapat menerapkan  disipin  positif  secara baik  sesuai kesadaran  diri[ self wareness]. 

Penerapan  PSE dalam  Pembelajaran  di kelas


# PSE  dalam  pembelajaran  di kelas  dapat dilakukan  dengan menggunakan  beberapa teknik , antara lain : identifikasi  perasaan , identifikasi  emosi , melukis  dengan jari , bermain  peran [ role play] , membuat  jurnal diri , menulis  ucapan terimakasih  dan lain -lain

# Teknik  ini dapat  dipadukan  dalam RPP  berdiferensiasi , sehingga  diharapkan  guru mampu  menerapkan  pembelajaran  yang berdiferensiasi  di kelas sesuai  dengan gaya  belajar  murid yaitu  visual , auditori  dan kinestetik, guna  mewujudkan  merdeka belajar.




        

 


                                                  


                                                             


                          

PGP- Angkatan 3 - Kabupaten LabuhanBatu - Juhaini Nasution,S.Pd- 3.3.a.10.Aksi Nyata

GELIS( GERAKAN LITERASI SEKOLAH)                    Oleh CGP Angkatan 3                   JUHAINI NASUTION,S.Pd                         SDN ...